Wednesday 16 March 2011

KE GAYO, YUK


Tugu Kota Takengon yang berada dipusat kota 
Kabupaten aceh Tengah adalah salah satu kabupaten di Aceh, Indonesia. Ibukotanya adalah Takengon. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan merupakan dataran tinggi, sehingga memiliki hawa sejuk dengan sebagian besar penduduknya berasal dari suku Gayo. Aceh Tengah terkenal dengan Danau Laut Tawar-nya yang mempesona merupakan Daerah Tujuan Wisata yang memiliki banyak potensi, selain panorama dan keindahan alam, iklim yang sejuk, Aceh Tengah juga memiliki beragam adat istiadat, bahasa dan kesenian serta beberapa tempat-tempat maupun gedung-gedung bersejarah.

Keanekaragaman potensi dan kebudayaan tersebut mengundang perhatian khusus untuk tetap melestarikannya. Berbagai upaya harus tetap diusahakan demi menjaga eksistensinya dan terhindar dari faktor ketidak pedulian masyarakat, namun dari sekian banyak potensi wisata yang ada masih sedikit sekali yang dikembangkan, padahal obyek wisata tersebut membutuhkan sentuhan yang lebih intensif dan perhatian yang menyeluruh baik dari unsur pemerintah maupun kalangan masyarakat.


PROFIL ACEH TENGAH

Kedatangan kaum colonial Belanda sekitar tahun 1904, tidak terlepas dari potensi perkebunan Tanah Gayo yang sangat cocok untuk budidaya. Kopi Arabika, Tembakau dan Damar. Pada periode itu wilayahKabupaten Aceh Tengah dijadikan Onder Afdeeling Nordkus Atjeh dengan Sigli sebagai ibukotanya. Dalam masa colonial Belanda tersebut di kawasanTakengon didirikan sebuah perusahaan pengolahan Kopi dan Damar. Sejak saat itu pula kawasan Takengon mulai berkembang menjadi sebuah pusat pemasaran hasil bumi Dataran Tinggi Gayo, khususnya Sayuran dan Kopi (Wikipedia)

Danau Laut Tawar yang memberikan perasaan ketentaraman dan kesejukan bagi mata yang memandangnya merupakan andalan pariwisata masyarakat Gayo Aceh Tengah yang berada di dataran tinggi Gayo, Takengon, sebagai kota tujuan wisata, kabupaten ini sedang berbenah untuk membangun objek wisatanya Selain Danau Laut Tawar masih banyak terdapat tempat-tempat wisata lainnya seperti Goa Puteri Pukes, Goa Loyang Koro, Pantan Terong, Pantai Menye, Taman Buru Linge Isak (berburu), Gua Loyang Koro, Loyang Pukes, Loyang Datu, Burni Klieten (hiking), Gayo Waterpark (wahana wisata keluarga), Krueng Peusangan (rafting).dan beberapa aktivitas kebudayaan tradisional seperti Pacuan Kuda tradisional dimana jokinya adalah anak-anak usia sekolah dasar dan Lomba Perahu Tradisional serta pentas-pentas kesenian. 

Buah kopi merah siap dipetik
Daerah ini juga merupakan penghasil kopi organic jenis Arabica terbaik di dunia, selain kopi aceh tengah juga penghasil buah-buahan dan sayur mayor, sebagian besar masyarakat aceh tengah berprofesi sebagai petani.

Batas Wilayah
Utara                : Bener Meriah dan Bireuen
Selatan             : Kabupaten Gayo Lues
Barat                : Aceh Barat, Pidie dan Nagan Raya
Timur              :  Aceh Timur



Namun sayang untuk bisa melihat keindahan kota ini melalui Google Earth ataupun Google Map masih belum bisa, sehingga keindahan alam tersebut seperti tersembunyi ditengah-tengah kabut yang tebal yang senantiasa menyelimuti wilayah ini.


Beberapa Potensi Objek Wisata Aceh Tengah

DANAU LAUT TAWAR
 Danau laut tawar adalah sebuah danau dan kawasannya wisata yang luasnya kira-kira 5.472 Ha dengan panjang 17 km dan lebar 3, 219 km. danau laut tawar sendiri selain sebagai sarana objek wisata juga sebagai sumber pencaharian masyarakat gayo yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan Depik (resbora Tawarensis) adalah ikan endemic didanau ini, selain itu masih banyak juga spesis lainnya seperti Ikan Mas (Bawal: dalam bahasa setempat), mujahir, Bado dan masih banyak jenis lainnya. 



PANTAN TERONG
Pantan Terong merupakan salah satu objek wisata yang cukup menarik untuk didatangi, karena letaknya yang tinggi. Dari sana kita bisa menikmati pemandangan kota takengon yang berada dibibir danau laut tawar yang membentang luas. Pantan terong tidak memilki sejarah tetapi dibangun sebagai sarana untuk melihat kota takengon secara keseluruhan.


Pintu masuk Goa Loyang Koro

GUA LOYANG KORO
Gua Loyang koro terletak ditepian danau laut tawar adalah salah satu objek wisata yang berada tepat dibawah kaki Gunung Birah Panyang. Terdapat dua versi sejarah dari gua ini, yang pertama adalah gua ini merupakan tempat persembunyian sultan Aceh dari kejaran Belanda dan versi lain menyebutkan pernah ada pertikaian antara pengembala kambing dna kerbau yang menyebabkan runtuhnya dinding goa sehingga jalan tertutup dan tida bisa dilewati lagi.


LOYANG PUKES

GOA Putri Pukes merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Tengah. Ceritanya diriwayatkan sebagai legenda antara mitos dan fakta. Betul tidaknya legenda Putri Pukes, hingga sekarang belum ada yang bisa memastikannya. Gua Putri Pukes tempat legenda itu diceritakan, kini sudah menjadi tempat wisata, tetapi sangat di sayangkan gua tempat manusia yang menjadi batu itu sudah disemen dan ditambah-tambah sehingga tidak lagi alami.
Di dalam gua Putri Pukes tersebut terdapat batu yang dipercayai adalah Putri Pukes yang telah menjadi batu, sumur besar, kendi yang sudah menjadi batu, tempat duduk untuk bertapa orang masa dahulu, alat pemotong zaman dahulu.
Abdullah, penjaga gua, Batu putri pukes tersebut membesar karena kadang-kadang batu tersebut menangis sehingga air mata yang keluar tersebut menjadi batu dan makin lama batu tersebut makin membesar. Sementara sumur besar kata Abdullah, setiap tiga bulan air di sumur tersebut kering dan tidak ada air nya, bila ada air orang pintar akan datang untuk mengambil air tersebut. Sedangkan kendi yang telah menjadi batu tersebut pernah dibawa oleh orang, tetapi dikembalikan lagi karena dilanda resah setelah mengambilnya. “Sedangkan tempat bertapa itu di gunakan oleh orang zaman dahulu untuk melakukan bertapa guna mencari ilmu dan alat pemotong (pisau) peninggalan manusia purbakala kata yang ditemukan di dalam goa putri pukes,” jelas Abdullah.
Pintu Masuk ke Lokasi Danau Laut Tawar
Gua Putri Pukes terletak di sebelah utara, tepatnya di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah Putri Pukes merupakan nama seorang gadis kesayangan dan anak satu-satunya yang berasal dari sebuah keluarga di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah. Suatu hari dia, dijodohkan dengan seorang pria yang berasal dari Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama Kabupaten Aceh Tengah (sekarang Kabupaten Bener Meriah). Pernikahan pun dilaksanakan, berdasarkan adat setempat. Mempelai wanita harus tinggal dan menetap di tempat mempelai pria. Setelah resepsi pernikahan di rumah mempelai wanita selesai, selanjutnya kedua mempelai diantar menuju tempat tinggal pria. 
Pihak mempelai wanita diantar yang dalam bahasa gayo disebut ‘munenes’ ke rumah pihak pria ke Kampung Simpang Tiga Bener Meriah.Disinilah detik-detik terjadinya peristiwa sehingga nama Putri Pukes terkenal hingga sekarang, saat akan melepas Putri Pukes dengan iringan-iringan pengantin, ibu Putri Pukes berpesan kepada putrinya yang sudah menjadi istri sah mempelai pria. “Nak…sebelum kamu melewati daerah Pukes yaitu daerah rawa-rawa sekarang menjadi Danau Laut Tawar. Kamu jangan penah melihat ke belakang,”  kata ibu Putri Pukes. Sang putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes langsung berubah menjadi batu seperti yang sekarang kita jumpai di dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu benar ada.

UMAH EDET PITU RUANG



Rumah Adat Tujuh Ruang (Umah Edet Pitu Ruang) bahasa Gayo,  adalah peninggalan raje  Baluntara yang nama aslinya Jalaluddin sudah berdiri sejak pra-kemerdekaan. Rumah adat itu adalah bukti sejarah orang Gayo yang masih ada, Rumah tua Umah Edet Pitu Ruang (Rumah Adat Tujuh Ruang) bukti sejarah orang Gayo tersebut letaknya di sebuah kampung pinggiran Danau Lut Tawar  tepatnya di Kampung Toweren, Kecamatan Laut Tawar Aceh Tengah siapa saja boleh melihatnya, benar-benar asli peninggalan yang telah direplika dari bentuk aslinya yaitu Mess Pitu Ruang di Kampung Kemili Takengon.
Rumah adat Umah Pitu Ruang Toweren dibuat dari kayu pilihan. Diameter tiang penyangganya pun seukuran dekapan dewasa. Tidak diketahui tahun berapa rumah itu dibangun, tetapi menurut cerita, bangunannya sudah berdiri sebelum kolonial Belanda masuk ke Dataran Tinggi Gayo. Umah Edet Pitu Ruang Gayo tersebut tidak mengunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu  dan  bermacam-macam ukiran di setiap kayu. Ukiran tersebut bentuk nya berbeda-beda, ada yang berbentuk hewan dan ada yang berbetuk seni kerawang Gayo yang di pahat khusus.
Luas Umah Edet Pitu Ruang itu, panjangnya 9 meter dengan lebar 12 meter. Berbentuk rumah panggung dengan lima anak tangga, menghadap utara. 
Sementara di dalamnya terdapat empat buah kamar. Selain empat kamar, ada dua lepo atau ruang bebas di arah timur dan barat. Semua sambungan memakai ciri khas tersendiri menggunakan pasak kayu. Hampir semua bagian sisi dipakai ukiran kerawang yang dipahat, dengan berbagai motif, seperti puter tali dan sebagainya. Di tengah ukiran kerawang terdapat ukiran berbentuk ayam dan ikan yang melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan. Sementara ukiran naga merupakan lambang kekuatan, kekuasaan dan kharisma. Peninggalan Raja Baluntara, bukan hanya bangunan tua yang bertengger usang di Kampung Toweren Uken, tetapi aset bersejarah lain masih tersimpan rapi oleh pihak keluarga seperti Bawar.
WISATA AIR TERJUN MENGAYA
Wisata Air Terjun Mengaya ini Terletak di Desa Mengaya, Kec.Bintang. Kabupaten Aceh tengah berdekatan dengan obyek wisata Danau Lut Tawar. Melalui jalan setapak yang sudah beraspal, pengunjung bisa menikmati panorama hutan yang asri dan udara yang sejuk di sepanjang jalan menuju lokasi air terjun ini.




KESENIAN DIDONG DAN LAINNYA









Didong merupakan salah satu kesenian asli yang berasal dari daerah dataran tinggi ini. Sekelompok orang duduk bersila membentuk  ingkaran. Salah seorang ceh akan mendendangkan syair-syair dalam Bahasa Gayo dan anggota yang lain akan mengiringi dengan tepukan tangan dan tepukan bantal kecil dengan ritme yang harmonis.









2 comments:

Fityan Family said...

hurupnya kecil kali.

HADI SAFRIANDA said...

segera diperbaiki...terima kasih

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Walgreens Printable Coupons